GoPay dan OVO Kian Melesat, BI: Perbankan Kalah - detikFinance




Jakarta

- Era digital telah mengubah perilaku manusia. Hal itu pun berdampak ke sektor jasa keuangan. Sebelum teknologi berkembang pesat, masyarakat menggunakan jasa perbankan untuk melakukan berbagai kegiatan.

Namun kini setelah digitalisasi merebak, perbankan mulai ditinggalkan dan digantikan oleh sistem pembayaran yang lebih praktis menggunakan dompet virtual, seperti GoPay dan OVO. Kondisi tersebut pun menjadi perhatian tersendiri oleh Bank Indonesia (BI).

"Payment system (sistem pembayaran) bahwa pak Perry (Gubernur BI) bersama DG (Dewan Gubernur) 2-3 bulan lalu, kita undang teman perbankan, ada perbankan dan non bank," kata Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara pada diskusi dalam acara Peluncuran Buku Laporan Perekonomian Indonesia 2018 di Gedung BI, Jakarta Pusat, Rabu (27/3/2019).

Mirza menilai perbankan kalah oleh melesatnya dompet virtual tersebut. BI tentunya tidak ingin perbankan semakin ketinggalan karena keberadaan GoPay Cs.

"Yang non bank melesat dan kita bicara GoPay dan e-commerce lain, OVO melesat. Sementara teman-teman perbankan kalah," ujarnya.

Perbankan, dalam hal ini harus meningkatkan kapasitasnya. Disamping itu, lanjut Mirza perbankan ingin ada regulasi yang memberikan kesempatan berusaha yang sama antara perbankan dan GoPay CS.

"Kemudian teman-teman perbankan bagaimana regulator bisa memfasilitasi. Kami di BI ingin bagaimana perbankan jangan ketinggalan. Bagaimana perbankan jangan ketinggalan dan we need banking but we not bank. Bagi bank sentral itu lebih mudah mengatur ekonomi kalau bank yang ada di depan," tambahnya.

(eds/eds)












Read More

Komentar